Sunday, November 3, 2024

 

Apateu

 

Aku termasuk yang tertarik mendengar lagu yang berjudul Apateu di berbagai media sosial. Ketertarikan yang sama tampaknya juga dirasakan di dalam dan luar negeri. Buktinya antara lain bahwa lagu yang dinyanyikan oleh Rose Blackpinkk dan Bruno Mars ini memasuki daftar peringkat lagu Billboard Hot 100 di Amerika Serikat, bahkan bisa mencapai peringkat ke-8.

Kata dalam bahasa Korea “Apateu” yang terkesan unik itu ternyata adalah nama sebuah permainan, selain konon berarti juga “apartemen”. Sekilas lagu APT alias Apateu ini mengingatkan aku pada “About the Bass”  yang dinyanyikan oleh Meghan Trainor, dirilis tahun 2014 (ternyata sudah lama lagu ini dirilis, kupikir baru sekitar 5 tahunan). Kedua lagu ini bagiku sama-sama sederhana, unik dan menarik (setidaknya untuk beberapa waktu), dan sebagian liriknya mudah disenandungkan.

Sebagai warga negara Indonesia, aku ingin agar penyanyi Indonesia juga bisa menciptakan lagu berbahasa Inggris dan menyelipkan satu dua kata dalam bahasa Indonesia yang kemudian terkenal seperti lagu “Apateu”. Tentu saja hal ini tidak mudah, apalagi mungkin penyanyi Indonesia yang terkenal di dunia ini mungkin baru sedikit seperti Anggun C. Sasmi. Harapanku semoga dalam 10 tahun mendatang ada lagu berbahasa Inggris atau Indonesia yang dinyanyikan orang Indonesia seterkenal lagu “Apateu”.

Aku menduga lagu “Apateu” ini tidak akan bertahan lama di Hot 100 Billboard dan panggung musik internasional, mungkin hanya beberapa bulan. Namun, lagu ini dapat membuka jalan untuk lagu-lagu lain dari Korea atau Asia untuk semakin dikenal di panggung internasional, suatu hal yang tentu layak diacungi jempol. Namun, lagu ini dikait-dikaitkan dengan zionisme karena Bruno Mars konon adalah pendukung zionisme.

3 November 2024

Tuesday, October 29, 2024

 

Pengalaman Dua Tahun Memakai Ponsel Samsung A13

Kalau tidak salah ingat aku membeli Samsung A13 kedua ini pada akhir 2022, setelah yang pertama hilang, mungkin karena terjatuh ketika turun dari angkot Soreang. Jadi, aku sudah memakai ponsel ini sekitar 2 tahun pada akhir Oktober 2024 ketika aku membuat tulisan ini. Seingatku ponsel ini aku beli dengan harga Rp2,7 juta

Secara umum ponsel ini dapat digunakan dengan baik untuk keperluan standar berkomunikasi lewat WA dan menelepon, browsing, dan bermedsos. Hanya saja, pada suatu waktu fitur notifikasi emailku tidak berfungsi. Usut punya usut, ternyata itu karena ada kesalahan dalam pengaturan. Notifikasi email adalah fitur terpenting bagiku yang hampir selalu menerima pekerjaan dari email. Pernah terjadi, email yang terlambat kutanggapi bernilai lebih besar daripada harga ponselnya sendiri, meskipun keterlambatan menanggapi email tidak selalu karena gangguan pada notifikasi email, he he.

Ternyata sekarang bagiku fitur yang paling penting kedua dalam ponsel adalah kamera. Samsung A13 ini cukup memenuhi harapanku soal kamera dengan adanya fitur lensa ultrawide yang tidak terdapat pada semua kamera di kelasnya, yaitu kelas Rp2 jutaan ketika ponsel ini dibeli. Dengan adanya fitur ini aku merasa tidak ketinggalan zaman dalam dunia ponsel kelas menengah  ke bawah. Apalagi disertai dengan lensa belakang utama 50MP yang masih agak jarang ketika ponsel ini dibeli, meskipun konon kapasitas default-nya sebenarnya hanya 12,5MP.  Kamera harus disetel dulu untuk menampilkan kapasitas 50 MP ini.

Yang ketiga adalah daya tahan. Ini termasuk pertimbangan penting yang membuatku sampai berbulan-bulan memikirkan ponsel apa yang akan aku beli. Sejauh ini, ponsel ini masih berfungsi dengan baik, tidak perlu dibawa ke tempat servis ponsel. Samsung setahuku dikenal menghasilkan ponsel yang berkualitas baik dan tahan lama.

Hal keempat yang paling penting bagiku adalah kapasitas penyimpanan memori. Ponsel ini menyediakan ROM 128GB. Ternyata dalam dua tahun sudah terisi sekitar 90GB. Aku tidak tahu persis apa yang membuat ponselku sepenuh itu, karena gambar dan video hanya menghabiskan 20GB menurut fitur setting. Mungkinkah perangkat lunak internal ponsel ini menggunakan memori terpakai sisanya? Aku mungkin perlu membeli kartu memori dalam waktu dekat ini. Mungkin yang berkapasitas 128 GB.

Faktor-faktor yang lain tidak begitu penting bagiku, meskipun ponsel terasa agak lelet bagiku. Seharusnya aku bisa memakai ponsel ini setidaknya satu tahun lagi. Namun, banyaknya ponsel baru yang berteknologi canggih membuatku ingin segera membeli ponsel baru lagi, meskipun sebenarnya tidak benar-benar membutuhkan. Jika aku membeli ponsel baru, selain faktor-faktor di atas aku mempertimbangkan kecepatan ponsel (ditentukan oleh prosesor dan refresh rate) ketika digunakan dan adanya fitur OIS dan EIS untuk stabilisasi pengambilan video ketika berjalan, terutama terkait rencana membuat konten medsos untuk menghasilkan uang.

30 Oktober 2024

Thursday, October 24, 2024

 Home Sweet Loan

Beberapa hari yang lalu saya menonton film Home Sweet Loan (HSL) yang pada intinya mengisahkan Kaluna yang berusaha mendapatkan rumah cicilan di antara konflik dalam keluarga besarnya. Sebenarnya penceritaan film ini terlalu muda bagi saya, kalau dilihat dari karakter utamanya yang berusia 20-30-an, tetapi waktu itu memang saya sedang ingin menonton film dan HSL adalah pilihan yang paling menarik bagi saya. Beberapa tahun terakhir ini saya melihat film Indonesia yang ditayangkan di bioskop makin menarik ditonton. Menonton film buatan negeri memiliki kesenangan dan kemudahan tersendiri karena kita tidak perlu mengartikan percakapan para pemerannya. Lain halnya jika menonton film asing terutama film Barat, jarak antara film dan saya sebagai penonton terasa lebih jauh, meskipun ada subtitle alias takarir.

HSL juga mengisahkan kehidupan sehari-hari, yang bisa berkaitan dengan banyak orang. Bagaimana tidak, tidak sedikit orang yang berjuang untuk mendapatkan rumah yang makin lama makin mahal. Kisah cinta hanya hadir sebagai bumbu. Secara keseluruhan saya merasa puas dan terkesan menonton film ini.  HSL terasa membumi, dibandingkan dengan film Marvel yang tidak jarang terasa mengawang-awang. Namun, dengan menonton film Barat seperti film superhero Marvel dan DC kita mendapatkan kelebihan lain, seperti menikmati efek spesial dalam film-film yang pembuatannya bisa mencapai puluhan juta dollar AS. Bayangkan, mereka sudah bersusah payah membuat film yang mahal dan kita sebagai penontonnya hanya perlu mengeluarkan uang beberapa puluh ribu rupiah untuk menikmati hasilnya.

25 Oktober 2024

Monday, August 28, 2023

Menonton Oppenheimer: Baca Dulu Sipnosisnya

Sekitar seminggu yang lalu di bulan Agustus 2023 akhirnya saya jadi juga menonton Oppenheimer setelah tertunda-tunda beberapa waktu. Baru pada akhir Agustus 2023 ini saya menuliskan sekadar pendapat ringan tentang film itu. Keinginan saya untuk menonton film iyang dibintangi oleh Cilian Murphy itu tampaknya lebih disebabkan oleh fomo (fearing of missing out) atau rasa kurang lebih takut ketinggalan, karena beberapa teman saya membahas film itu di salah satu grup WhatsApp yang saya ikuti. Selain itu, saya juga membaca betapa Christopher Nolan menyarankan bahwa penontonnya menonton film ini di layar yang selebar mungkin. Saya menduga ini karena film ini akan menampilkan adegan ledakan nuklir yang dahsyat.
Setelah menonton film ini, ternyata ledakan nuklir dalam film ini tidaklah sedahsyat yang saya kira, apalagi jika dibandingkan adegan ledakan dalam beberapa film yang telah saya tonton, termasuk yang tidak berkaitan dengan nuklir. Memang layak diacungi jempol bahwa adegan ledakan itu k­­­onon tidak menggunakan CGI (computer generated imagery).
Ini adalah salah satu dari sedikit film yang menurut saya sebaiknya penontonnya membaca terlebih dulu jalan ceritanya, kalau perlu beberapa kali, terutama penonton yang  berasal dari kalangan awam yang tidak begitu memahami reaksi nuklir dan tidak begitu mengenala Oppenheimer, termasuk saya sendiri. Untunglah saya sendiri sempat sekilas membaca ulasan film ini, sehingga masih bisa memahami jalan cerita film serius ini. Cilian Murphy sendiri saya kira cukup baik membawakan perannya dalam film ini.

Sekilas saya melihat bahwa sebagian besar yang menonton film ini bersama saya di sebuah bioskop di Bandung adalah generasi muda. Ini boleh dibilang pertanda baik yang menunjukkan bahwa ada generasi muda yang tertarik untuk menonton film yang menurut sebuah sumber bergenre biographical thriller (film biographic yang seru/menegangkan) ini, di antara film-film bergenre lain yang diputar saat itu termasuk Barbie yang bergenre fantasi komedi, biarpun sebagian dari mereka menonton dengan alasan yang sama yaitu fearing of missing out itu tadi.

Sebenarnya ada lagi alasan saya menonton film ini adalah bahwa nama Oppenheimer sendiri cukup keren di telinga saya, yang bisa saya anggap mewakili kemajuan Barat dalam berbagai bidang. Saya tidak tahu bagaimana pendapat orang Indonesia yang lain tentang nama ini, tetapi mungkin kurang lebih sama, meskipun Oppenheimer rasanya kalah terkenal di Indonesia dibandingkan dengan Einstein yang sosoknya juga ditampilkan dalam film itu. Filmnya sendiri berjudul Oppenheimer saja, tanpa embel-embel lain. Ini menunjukkan keyakinan produser dan sutradaranya bahwa dengan nama itu saja film ini dapat memikat orang untuk menontonnya.

Bagaimanapun sedikit banyak saya mendapat wawasan baru dalam film ini, termasuk bagaimana kehidupan sang ilmuwan itu sendiri dan latar belakang dibuatnya bon nuklir sehingga saya tidak menyesal menonton film ini. Lamanya film ini yaitu hampir tiga jam membuatnya layak dijadikan pengisi waktu luang.


Thursday, March 1, 2012

Satu Lagi Kucing Kami Menghilang (dan Mati?)

Satu lagi kucing kami pergi dan tampaknya mati. Kucing itu memang tampaknya sudah tua dan lahir di rumah kami sebagian bagian dari sekian banyak kucing yang pernah datang dan pergi atau mati di rumah kami. Kucing ini cenderung pendiam, terutama di hari-hari terakhirnya di rumah kami mungkin karena sakit tua. Seperti banyak kucing lain di rumah kami, kami tak sempat memberinya nama, hanya saja warna bulunya kuning dan cukup sering di mana-mana sebagai kucing jantan, sehingga menjengkelkan kami, terutama ibuku. Tapi bagaimana pun dia adalah kucing kami yang menjadi bagian dari hidup kami. Aku cukup merasa sedih kehilangan kucing kuning itu, begitu juga adik dan ibuku. Ayahku mungkin tidak mengetahui hal ini atau tidak peduli karena sedang mengidap stroke selama satu tahun lebih yang amat memperburuk kesadarannya.
Kalau benar dia pergi untuk mati supaya tidak merepotkan kami sebagai majikannya, seperti yang saya dengar kadang terjadinya. maka itu adalah kematian yang cukup mulia aku kira. Aku juga ingin mati secara mulia, mudah, tidak merepotkan lain, serta dalam ampunan Allah swt.
Selamat tinggal kucingku, hiks. Engkau akan selalu berada dalam hatiku. Mungkin kita tak pernah bertemu lagi. Memang segala sesuatu akan lenyap kecuali Allah swt.

Saturday, October 29, 2011

Satpam

Ketika mula-mula mendengarnya, meninggalnya satpam kantor cabang (2) BCA di dekat rumahku cukup membuatku "terpukul". Selain letaknya yang dekat rumahku, aku juga pernah beberapa kali mendatangi kantor itu dan kemungkinan besar pernah disambut oleh satpam itu. Kenapa orang harus memmbunuh untuk merampok? Bisa jadi karena dianggap menghalangi niat perampok itu. Seharusnya tentu (para) perampok itu hanya mencederai sang satpam dan tidak sampai membunuhnya. Baru sekarang aku bisa menulis tentang satpam itu, antara lain karena kadang-kadang suatu peristiwa terlalu berat dijalami untuk bisa ditulisi segera setelah terjadi. Seperti yang telah kujanjikan pada diri sendiri, tulisan ini aku buat untuk menghormati sang satpam. Semoga dia masuk surga.

Monday, August 1, 2011

Puasa dan Hidup Sederhana

Puasa seharusnya ditempuh dengan pola hidup sederhana, dengan pengeluaran yang lebih sedikit, bukan seperti yang terjadi pada diri saya, memaksakan beli jajanan dan lain-lain, meskipun pembelian seperti itu juga bermanfaat menggerakkan perekonomian masyarakat. Berpuasa idealnya adalah termasuk menahan nafsu, mata, tangan dari perbuatan terlarang dan mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat serta tidak membuang-buang waktu, tetapi hal-hal itu lebih sulit dijalankan daripada sekadar menahan lapar dan haus.