Wednesday, August 1, 2007

Pendidikan Mahal

Dalam suasana penerimaan siswa baru mulai dari SD (atau TK?) saya sering mendengar keluhan tentang mahalnya biaya masuk dan biaya-biaya terkait lainnya. Saya merasa ikut prihatin. Kalau sampai banyak di antara generasi muda yang tidak bisa mengikuti pendidikan formal akibat mahalnya biaya pendidikan, bagaimana masa depan mereka nantinya? Jangan-jangan bakal jauh lebih banyak orang yang menjadi penganggur, preman dan yang sejenisnya. Memang pendidikan tidak harus berasal dari sektor formal saja, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pendidikan formal adalah yang sarana paling lazim dalam memberikan bekal intelektualitas (terutama) dan pengetahuan praktis. Saya makin pesimistis bahwa Indonesia akan menjadi bangsa besar pada masa yang akan datang jika pendidikan untuk masyarakat umum makin sulit diakses seperti sekarang ini. Jangan-jangan Indonesia hanya menjadi ajang pengaruh dan kepentingan negara-negara lain.
Heran, bahwa di Indonesia yang sebagian besar penduduknya muslim, tampaknya banyak orang yang materialistis (tidak harus kaya) dan tampaknya hanya memikirkan kepentingan diri sendiri (pihak sendiri) secara sesaat saja. Padahal siapa tahu masalah pada orang lain pada masa yang akan datang akan berpengaruh pada kita. Misalnya pemudia putus sekolah yang menjadi penganggur lalu menjadi perampok yang merampok kita.