Wednesday, January 19, 2011

Ibu Muda dan Pemberian Nama

Akhir-akhir saya merasa cukup sering melihat ibu-ibu muda, misalnya ketika naik angkot. Padahal saya tinggal di Bandung yang notabenenya saya kira rata-rata berpendidikan cukup tinggi, SLTA, mungkin boleh dianggap demikian. Tidak jelas apakah ini akibat tidak langsung dari kemajuan teknologi dan pergaulan yang makin bebas, tetapi saya rasa ini agak memprihatinkan karena penduduk makin banyak saja secara agak terlalu cepat dan lapangan kerja makin sulit, belum lagi masalah kesehatan, kesejahteraan, dan lain-lain. Saya pikir sebaiknya perempuan melahirkan di atas umur 25 tahun saja dan punya 1-2 anak saja.
Selain itu, saya mengamati secara sekilas yaitu lewat orang-orang yang saya kenal bahwa ada kecenderungan pemberian nama yang berbau Arab kepada anak-anak yang baru lahir tetapi memiliki kesan/kelas tersendiri, seperti Rafli, Faza, dan Nabil. Nama seperti itu memiliki gaya yang berbeda dengan nama berbau Arab lain seperti Rahmat, Ibrahim, Saleh, dan seterusnya yang lebih konvensional. Ini memiliki aspek positif yang kepercayaan diri memberi nama demikian di tengah posisi kaum muslim di dunia ini, yang mudah-mudahan memang makin lama makin baik berkat generasi muda ini. Tapi orang-orang yang ingin aman, ada baiknya memakai nama yang berbau Indonesia kepada anaknya tetapi mendidiknya sebaik mungkin, supaya lebih mudah bergaul dengan banyak komunitas internasional pada tingkat tertentu.