Nelson Mandela yang Tabah

Nelson Mandela adalah termasuk orang saya kagumi, terutama karena dia sanggup bertahan 20 tahun dalam penjara (meskipun mungkin perlakuan terhadap tapol sedikit lebih beradab dibandingkan kepada napi biasa, apalagi namanya terkenal di seluruh dunia sehingga penahanannya "diawasi" oleh dunia luar). Dia berjiwa besar dalam hal ini saya pikir. Saya pikir kita perlu merujuk kepada orang-orang besar yang melakukan langkah-langkah besar dan positif bahkan ketika berada di tengah-tengah kesulitas besar, terutama kalau kita sendiri sedang kehilangan semangat alias "down". Seperti yang mungkin Anda tahu baru-baru ini dia merayakan ulang tahunnya yang ke=90, meskipun dalam keadaan lemah.

FPI

Saya merasa perlu "mengakui" bahwa saya termasuk yang "terjebak" dalam mengecam atau setidaknya mencela FPI dalam insiden Monas, ketika kemudian diberitakan ada yang menjebak FPI untuk melakukan kekerasan tersebut. Biarpun tetap tidak dapat dibenarkan, meskipun masih dapat dimengerti, kekerasan itu sendiri sejauh yang saya lihat di televisi "tidak berlebihan". Banyak pihak lain melakukan kekerasan yang jauh intens tetapi tetap aman-aman saja. Hanya saja, yang membuat persoalannya menjadi sensitif adalah bahwa FPI membawa nama Islam dalam aksi-aksinya. akibatnya justru muncul kesan yang lebih negatif terhadap Islam, termasuk dari kalangan muslin tertentu sendiri. Seharusnya FPI lebih hati-hati dalam semua tindakannya. Mungkin lebih baik menggunakan strategi yang lebih baik dalam mencapai tujuannya misalnya dengan cara yang lebih "halus" lewat semacam propaganda di media massa.

Cita-cita

Sebenarnya cita-cita saya sederhana yaitu mempunyai istri yang saling setia dan saling membahagiakan dengan saya, tidak harus cantik apalagi kadang-kadang kecantikan tidak awet dan orang cantik bisa tidak setia. tetapi cita-cita itu pun susah saya capai dalam keadaan seperti ini

Teknologi Informasi

Memang saya dan banyak manusia jaman sekarang sudah merasakan manfaat teknologi informasi termasuk internet dan ponsel, tetapi sebagai manusia saya merasa "tidak enak" dengan makin bergantungnya manusia kepada teknologi tersebut. Bagaimana jika terjadi kerusakan total pada teknologi tersebut sehingga manusia tidak lagi bisa berhubungan dengan ponsel, misalnya? Saya pikir manusia tetap harus berinteraksi sosial secara memadai meskipun alat bantu berupa teknologi tersebut sudah ada. Terlalu mengandalkan teknologi, bisa menyebabkan manusia mengalami masalah dalam kemanusiaannya, misalnya merasa terasing. Hal ini tentu sudah dipikirkannya juga oleh para "pengamat".

Panti Jompo

Di kala banyak orang Indonesia bahwa menitipkan orang tua di panti jompo adalah sesuatu yang tidak etis menurut adat timur, aku justru berharap kelak di hari tua aku tingga di panti jompo yang memadai dengan sesama manula yang lain sehingga aku bisa punya teman di hari tua, seperti masa muda dulu. bahkan aku berharap akan mengalami masa itu. tentu aku harus mempersiapkan diri untuk itu antara lain dengan menabung dan menambahkan ketrampilan.

Menulis Jaman Dulu

Bahkan ketika sekarang begitu banyak fasilitas yang sudah disediakan bagi orang-orang untuk menulis, masih banyak orang yang tidak suka menulis bahkan meskipun dia termasuk intelektual. Karena itu, saya merasa kagum kepada orang-orang jaman dulu yang dengan bersusah-payah bersedia menuliskan pendapat atau ilmu yang mereka miliki pada media tulis yang sulit seperti batu atau prasasti. Untuk sebagian, jerih payah mereka membuahkan hasil dan tulisan mereka dimanfaatkan oleh orang-orang modern setidaknya untuk pengetahuan sejarah.