Saturday, October 29, 2011

Satpam

Ketika mula-mula mendengarnya, meninggalnya satpam kantor cabang (2) BCA di dekat rumahku cukup membuatku "terpukul". Selain letaknya yang dekat rumahku, aku juga pernah beberapa kali mendatangi kantor itu dan kemungkinan besar pernah disambut oleh satpam itu. Kenapa orang harus memmbunuh untuk merampok? Bisa jadi karena dianggap menghalangi niat perampok itu. Seharusnya tentu (para) perampok itu hanya mencederai sang satpam dan tidak sampai membunuhnya. Baru sekarang aku bisa menulis tentang satpam itu, antara lain karena kadang-kadang suatu peristiwa terlalu berat dijalami untuk bisa ditulisi segera setelah terjadi. Seperti yang telah kujanjikan pada diri sendiri, tulisan ini aku buat untuk menghormati sang satpam. Semoga dia masuk surga.

Monday, August 1, 2011

Puasa dan Hidup Sederhana

Puasa seharusnya ditempuh dengan pola hidup sederhana, dengan pengeluaran yang lebih sedikit, bukan seperti yang terjadi pada diri saya, memaksakan beli jajanan dan lain-lain, meskipun pembelian seperti itu juga bermanfaat menggerakkan perekonomian masyarakat. Berpuasa idealnya adalah termasuk menahan nafsu, mata, tangan dari perbuatan terlarang dan mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat serta tidak membuang-buang waktu, tetapi hal-hal itu lebih sulit dijalankan daripada sekadar menahan lapar dan haus.

Friday, July 8, 2011

Kurang Suka Ponsel Layar Sentuh

Meskipun berbagai jenis dan merek ponsel layar sentuh akhir-akhir muncul di pasaran (2011), saya kurang menyukai jenis ini, karena terkesan menyulitkan ketika akan mengetik teks apalagi jika panjang. Saya lebih ponsel Qwerty konvensional, terutama Nokia E71 atau E5 yang memiliki fitur Quick Office atau sejenisnya. Apalagi kedua ponsel ini sudah memiliki fitur HSDPA, meskipun pada kenyataan kecepatan data bergantung pada kekuatan sinyal masing-masing operator. Ponsel QWERTY Samsung ada juga yang bagus misalnya Samsung Omnipro, tetapi dua ponselku yang terakhir terlanjur Nokia, jadi untuk penyamaan charger saya lebih suka ponsel Nokia lagi, jika mau membeli yang baru. Selain, itu ponsel QWERTY Samung itu susah kucari di Bandung ini.

Monday, May 30, 2011

Lebih Senang Disapa Dengan Sebutan " Kakak"

Secara pribadi saya lebih suka disapa "kakak" daripada "mas". Kesan saya sapaan "kakak" lebih tulus daripada "mas". Sayangnya, seingat saya sudah lama sekali saya disapa dengan sebutan "kaka" di Bandung, Jawa Barat ini, bertahun-tahun yang lalu. lebih seing disapa dengan "mas", "kang", atau "pak". Di wilayah tertentu seperti di Papua, kalau tidak salah, sapaan "kakak" lebih umum.

Saturday, May 7, 2011

Apakah kita perlu menjadi sekutu AS?

Tewasnya Usamah bin Ladin alias Osama bin Laden memiriskan hati saya dan mungkin juga hati banyak muslim yang lain. Sampai di sana saja ternyata perjuangannya melawan AS. Di lain pihak di Indonesia, kiprah gerakan NII sedang hangat dibicarakan. Namun, kiranya mendirikan negara Islam Indonesia adalah hal yang amat sulit mengingat Indonesia adalah negara yang heterogen dan relatif lemah dibandingkan negara-negara Barat, terutama. Ini berbeda dengan Arab Saudi dan beberapa negara Islam lain yang relatif lebih homogen penduduknya. Selain itu belum jelas, seperti apa negara Islam yang dikehendaki apakah mengikuti Arab Saudi atau Iran dan seterusnya.
Berusaha menjadikan Indonesia negara Islam dengan kekerasan tidak hanya mengorbankan rakyat Indonesia sendiri secara langsung sebagai korban dari kekerasan NII dan kelompok sejenis, tetapi juga menjadikan Indonesia berhadapan negara AS dan sekutu-sekutunya. Bisa jadi negara-negara tersebut akan menyerbu Indonesia pada suatu waktu dengan alasan memerangi terorisme jika NII dan kelompok-kelompok serupa terus beraksi menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuannya, terutama jika dilakukan terhadap lokasi yang merupakan kepentingan mereka. Demikian juga andai Indonesia menjadi negara Islam, status ini akan mendapatkan pertentangan dari dalam dan luar negeri.
Lantas, perlukan kita menjadi sekutu AS supaya aman dari intervensi militer yang menyengsarakan rakyat seperti yang telah terjadi di Irak dan Libya? Rasanya posisi menjadi sekutu AS kurang sesuai bagi Indonesia. Lebih baik Indonesia menjaga jarak dengan AS, tidak perlu mendirikan negara Islam tetapi tidak perlu juga menjadi sekutu mereka.
Namun, sekarang Indonesia tidak menerapkan hukum Islam, tetapi juga posisi Pancasila sebagai dasar negara tidak jelas, tidak digembar-gemborkan seperti pada era kepemimpinan Soeharto dulu. Tidak jelas bagi saya apakah Pancasila masih diajarkan di sekolah-sekolah, apakah generasi muda sekarang memahami Pancasila yang bisa dijadikan sarana pemersatu bangsa itu. Menurut saya lebih baik memiliki Pancasila sebagai dasar negara daripada tidak memiliki dasar negara sebagai pegangan yang berlaku secara faktual sama sekali. Kurang berfungsinya Pancasila bisa menumbuhsumburkan gerakan kekerasan semacam NII yang pada akhirnya dapat menjebak negara kita dalam konflik dengan negara-negara Barat.
Seperti yang saya baca, selain merevitalisasi Pancasila, cara lain untuk meredam NII dan aksi terorisme adalah memakmurkan rakyat antara lain dengan memberantas korupsi. Sayangnya nampaknya korupsi sedang merajalela di negara kita justru dalam era reformasi ini.

Friday, April 29, 2011

Apakah penduduk dunia sudah terlalu banyak?

Saya merasa bahwa penduduk setidaknya di sekitar tempat saya tinggal makin lama makin banyak, agak terlalu banyak. Apakah memang demikian halnya, terlalu banyak? Sebenarnya hal ini relatif. Sepanjang mereka bisa hidup sejahtera lahir dan batin, penduduk yang banyak bukan masalah. Namun, jika melihat kenyataan banyaknya penganggur dan sebagainya, penduduk yang banyak adalah masalah yang besar terutama bagi pemerintah Indonesia. Namun, banyak pasangan suami-istri di Indonesia tampaknya tetap optimistis dengan melahirkan 1 atau lebih anak. Pada pihak lain, Cina dengan penduduk yang jauh lebih banyak daripada Indonesia terkesan lebih bisa mengendalikan dan memberi makan rakyatnya, dengan perkecualian di sana-sini, seperti adanya wilayah yang banyak dihuni oleh orang miskin.

Saturday, April 23, 2011

Rosihan Anwar

Rosihan Anwar baru-baru ini meninggal dunia. Saya kagum pada tulisannya yang enak dibaca di koran-koran, terutama Kompas, sering berdasarkan dokumentasi yang dibuatnya sendiri dan bagi saya tidak terasa bergaya bahasa "kolot". Tak heran biografi singkat yang ditulisknya tentang para tokoh sering muncul di koran berdasarkan dokumentasi itu. Apakah zaman sekarang ada wartawan atau orang biasa yang memiliki dokumentasi yang selengkap beliau, ditengah-tengah dominannya teknologi informasi, internet, dan google?

Hujan

Saya tidak suka hujan di pagi hari. Pagi hari bagi saya seharusnya cerah dan menyenangkan sebagai awal hari. Saya lebih suka hujan turun di siang hari menggantikan panas terik atau di malam hari sehingga tidak begitu dirasakan. Ya, hujan bagiku menimbulkan rasa sedih, meskipun hujan jelas bermanfaat bagi kehidupan manusia selama tidak berlebihan.

Thursday, March 3, 2011

Menulis

Menulis adalah salah satu cara yang baik untuk menyalurkan isi hati. Jika tidak menulis, sebagian dari orang yang sudah biasa menulis akan menjadi resah. Mereka yang sudah berpengalaman dapat menuliskan ribuan kata dari satu kata tema. Ketika menulisnya, tidak jarang muncul ide di kepala untuk menambah isi tulisan, suatu hal yang kadang-kadang tidak terpikirkan jika tidak menulis. Pada lain pihak, pikiran di kepala yang kadang-kadang berharga bisa hilang begitu saja jika tidak ditulis.
Tetapi menulis hanyalah salah satu dari aktivitas manusia. Masih banyak aktivitas manusia lain yang tak kalah penting seperti bekerja dan berinteraksi dengan sesama manusia. Bahkan dari kegiatan yang lain itulah tidak jarang ide muncul untuk dijadikan bahan tulisan.

Wednesday, January 19, 2011

Ibu Muda dan Pemberian Nama

Akhir-akhir saya merasa cukup sering melihat ibu-ibu muda, misalnya ketika naik angkot. Padahal saya tinggal di Bandung yang notabenenya saya kira rata-rata berpendidikan cukup tinggi, SLTA, mungkin boleh dianggap demikian. Tidak jelas apakah ini akibat tidak langsung dari kemajuan teknologi dan pergaulan yang makin bebas, tetapi saya rasa ini agak memprihatinkan karena penduduk makin banyak saja secara agak terlalu cepat dan lapangan kerja makin sulit, belum lagi masalah kesehatan, kesejahteraan, dan lain-lain. Saya pikir sebaiknya perempuan melahirkan di atas umur 25 tahun saja dan punya 1-2 anak saja.
Selain itu, saya mengamati secara sekilas yaitu lewat orang-orang yang saya kenal bahwa ada kecenderungan pemberian nama yang berbau Arab kepada anak-anak yang baru lahir tetapi memiliki kesan/kelas tersendiri, seperti Rafli, Faza, dan Nabil. Nama seperti itu memiliki gaya yang berbeda dengan nama berbau Arab lain seperti Rahmat, Ibrahim, Saleh, dan seterusnya yang lebih konvensional. Ini memiliki aspek positif yang kepercayaan diri memberi nama demikian di tengah posisi kaum muslim di dunia ini, yang mudah-mudahan memang makin lama makin baik berkat generasi muda ini. Tapi orang-orang yang ingin aman, ada baiknya memakai nama yang berbau Indonesia kepada anaknya tetapi mendidiknya sebaik mungkin, supaya lebih mudah bergaul dengan banyak komunitas internasional pada tingkat tertentu.