Thursday, October 24, 2024

 Home Sweet Loan

Beberapa hari yang lalu saya menonton film Home Sweet Loan (HSL) yang pada intinya mengisahkan Kaluna yang berusaha mendapatkan rumah cicilan di antara konflik dalam keluarga besarnya. Sebenarnya penceritaan film ini terlalu muda bagi saya, kalau dilihat dari karakter utamanya yang berusia 20-30-an, tetapi waktu itu memang saya sedang ingin menonton film dan HSL adalah pilihan yang paling menarik bagi saya. Beberapa tahun terakhir ini saya melihat film Indonesia yang ditayangkan di bioskop makin menarik ditonton. Menonton film buatan negeri memiliki kesenangan dan kemudahan tersendiri karena kita tidak perlu mengartikan percakapan para pemerannya. Lain halnya jika menonton film asing terutama film Barat, jarak antara film dan saya sebagai penonton terasa lebih jauh, meskipun ada subtitle alias takarir.

HSL juga mengisahkan kehidupan sehari-hari, yang bisa berkaitan dengan banyak orang. Bagaimana tidak, tidak sedikit orang yang berjuang untuk mendapatkan rumah yang makin lama makin mahal. Kisah cinta hanya hadir sebagai bumbu. Secara keseluruhan saya merasa puas dan terkesan menonton film ini.  HSL terasa membumi, dibandingkan dengan film Marvel yang tidak jarang terasa mengawang-awang. Namun, dengan menonton film Barat seperti film superhero Marvel dan DC kita mendapatkan kelebihan lain, seperti menikmati efek spesial dalam film-film yang pembuatannya bisa mencapai puluhan juta dollar AS. Bayangkan, mereka sudah bersusah payah membuat film yang mahal dan kita sebagai penontonnya hanya perlu mengeluarkan uang beberapa puluh ribu rupiah untuk menikmati hasilnya.

25 Oktober 2024

No comments: